Sejarah diciptakan oleh kita
Judul : Educated (Terdidik)
Penulis : Tara Westover
Alih Bahasa : Berkat Setio
Penyunting : A. Mustika W.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2021
Halaman : 516 hlm
Kategori : Memoar
ISBN : 978-602-06-5035-7
ISBN Digital : 978-602-06-5036-4
Educated – Buku Terdidik: Sebuah Memoar (Educated) adalah karya penulis asal Amerika Serikat bernama Tara Westover. Buku ini merupakan autobigrafi sang penulis, yang menceritakan perjalanan hidup Tara dan keluarganya yang sangat terisolasi di pengunungan Idaho, Amerika Serikat. Terdiri dari 3 bab yang mana setiap babnya mewakili periode perjalanan hidup Tara. Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Berkat Setio.
Profil Tara Westover – Penulis Buku Educated
Tara Westover merupakan seorang penulis memoar Amerika dan sejarawan. Dia lahir di Idaho pada tahun 1986. Dia menerima gelar BA dari Brigham Young University (2008), gelar MPhil dari Trinity College, Universty Of Cambridge (2009) dan gelar PhD dalam sejarah intelektual dari Trinity College (2014). Dia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh oleh Majalah Time pada tahun 2019.
Saat ini, Tara Westover bekerja sebagai peneliti senior di Harvard Kennedy School, Universitas Harvard. Educated, merupakan buku pertamanya dan menduduki posisi #1 dalam daftar New York Times bestseller selama lebih dari dua tahun. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam 49 bahasa. Selain menulis buku, dia memiliki situs web untuk memposting beberapa hal tentang bukunya dan hal lainnya. Tara juga telah menulis untuk The New York Times dan BBC News.
Sinopsis Buku Educated
Bab satu : Kehidupan di gunung
Bab pertama dalam buku ini merupakan prolog kehidupan sang penulis, Tara Westover dan keluarganya. Tara merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara, kakaknya yaitu Tony, Shawn, Tyler, Luke, Audrey, dan Richard. Mereka tinggal bersama di satu rumah di bukit Buck's Peak, Idaho. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, Tuan Westover bekerja di lahan rongsokan. Sedangkan Nyonya Westover adalah ahli pembuat ramuan herbal dan seorang bidan.
Keluarga Westover berbeda dengan yang lainnya, karena saat itu Tara dan kakaknya yang lain tidak bersekolah. Tara dan keluarganya menganut ajaran mormonisme dan sangat taat. Ayahnya pun sangat melawan pemerintah, itulah yang menyebabkan keluarga mereka sangat terisolasi. Keberadaan mereka pun mungkin tidak akan diketahui oleh pemerintah karena mereka tidak memiliki catatan medis atau sekolah. Dengan demikian, Tuan dan Nyonya Westover memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka melalui homeschooling. Tara dan saudaranya menghabiskan waktu di gunung untuk bekerja membantu ayah dan ibu serta membaca buku pelajaran sendiri di rumah.
Salah satu kakaknya, Tyler, memutuskan untuk meninggalkan Buck's Peak dan keluarganya untuk kuliah di perguruan tinggi. Keputusan ini tidak membuat ayahnya senang namun dia juga tak bisa mencegah anaknya. Dari semua saudara Tara, Tyler adalah orang pertama yang pergi dari gunung untuk menempuh pendidikan. Sedangkan kakaknya yang lain telah pergi meninggalkan gunung untuk bekerja. Luke, Richard dan Tara yang tersisa di rumah mulai bekerja membantu ayah mengumpulkan barang rongsokan.
Suatu hari, Shawn pulang ke rumah dan banyak menghabiskan waktu bersama Tara. Namun, kakak laki-lakinya itu memiliki emosi yang tidak stabil bahkan melakukan kekerasan. Ketika amarah Shawn memuncak, dia menjambak rambut Tara, menyeretnya ke kamar mandi, dan memasukkan kepalanya ke jamban. Belum berakhir sampai disitu, Shawn melipat pergelangan tangannya dan melingkarkan jari-jarinya. Nyonya Westover yang melihatnya hanya menangis dan berkata bahwa Tara tidak seperti itu. Ketika peristiwa itu terjadi, Tyler tepat sampai di rumah dan melihat semuanya. Tyler menyelamatkannya.
Tyler mengatakan bahwa menurutnya rumah ini adalah tempat terburuk untuk adiknya. Tyler menyuruh Tara untuk pergi ke tempatnya pergi, Brigham Young University. Tyler mengatakan bahwa BYU menerima anak-anak homeschooling dan Tara hanya perlu mengikuti tes ACT, tes standar masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat. Dia pun mulai belajar melalui buku yang dibelinya dan mengikuti ujian pertama kalinya dalam seumur hidupnya pada usia 16 tahun. Hasil ujian pun dikirimkan melalui surat. Dia mendapatkan nilai yang cukup untuk lolos.
Bab Dua : Penemuan Jati Diri
Pada bab kedua Tara melanjutkan kisahnya dimulai saat dia menjadi mahasiswi BYU. Dia berjuang untuk bisa beradaptasi dengan dunia akademis dan masyarakat luas. Di awal perkuliahan, Tara sempat mengalami kesulitan dan gagal dalam beberapa kuis mata kuliah. Dia berteman dengan Vanessa, salah satu gadis mormon dan mahasiswi baru sama seperti dirinya. Saat dia ingin meminjam catatan Vanessa untuk persiapan ujian selanjutnya, Vanessa memberi pesan bahwa yang harus Tara lakukan adalah "Membaca" buku pelajarannya bukan hanya "Memandangi" gambarnya. Tara pun mencoba untuk lebih giat belajar dan membaca buku sampai larut malam. Vanessa telah memberikan saran terbaik, karena Tara mendapatkan nilai yang tinggi.
Setiap liburan semester, Tara kembali ke Buck's Peak. Dia akan membantu pekerjaan ayahnya seperti sebelumnya. Shawn juga ada di rumah dan peristiwa menyakitkan itu kembali dialami oleh Tara ketika mereka sedang berada di parkiran sebuah toko. Tara kembali ke BYU di akhir musim panas. Dia hanya membawa dua ribu dolar dan masih banyak tagihan yang harus dibayar. Dia pun mendapat beberapa pekerjaan demi memenuhi kebutuhannya, namun ternyata itu belum cukup. Seorang uskup menyarankan agar lebih baik Tara meminta bantuan pemerintah. Dia pun melakukannya.
Salah satu materi yang diajarkan di kelasnya adalah tentang gangguan bipolar. Tara kini menyadari mengapa ayahnya selalu mengutamakan keyakinan daripada keselamatannya. Dan ayah selalu menganggap dirinya benar. Namun keluarganya yang harus membayar itu semua, mulai dari kecelakaan anak-anaknya di lahan rongsokan dan tabrakan mobil. Satu hal yang Tara pahami adalah gejala gangguan itu cocok dengan ayahnya. Selama ini dia hidup sesuai perintah ayahnya, dia akan mencoba sesuatu yang baru.
Dr. Kerry menyarankan agar Tara bisa mengembangkan dirinya dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti program belajar di luar negeri di Cambridge. Dia memang tidak lolos untuk program itu namun Dr. Kerry menawarinya satu tempat yang tersisa. Bagi Tara ini adalah sebuah keajaiban, hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Dia pun segera mengurus akta kelahirannya yang tertunda selama 9 tahun untuk membuat paspor. Dia akan pergi ke Inggris.
Selama di Cambridge, mahasiswa BYU yang terpilih termasuk Tara mendapat banyak sesi kuliah dan diberi pembimbing untuk membantu penelitian mereka. Tara pun membuat esai yang sangat mengagumkan. Profesor Steinberg, pembimbingnya, menyarankan agar Tara mendaftar sekolah pascasarjana. Tara menyadari bahwa dia tidak akan mampu membayarnya. Dan Profesor Steinberg pun mengatakan dia yang akan membiayainya. Untuk kedua kalinya, keajaiban pun terwujud. Namun Tara merasa bahwa dia tidak pantas. Dia hanyalah gadis yang tidak pernah bersekolah dan gadis yang pernah ditenggelamkan kepalanya ke dalam jamban atau seorang pelacur.
Kabar itu pun sampai pada Dr. Kerry bahwa Tara membuat Profesor Steinberg terkesan. Dr. Kerry mengatakan bahwa dia telah mengamati Tara selama ini. Dia mengatakan jika Profesor Steinberg terkesan maka itulah kenyataannya. Tara memang mengagumkan dan dia harus mengakui dirinya. Tara telah menjadi dirinya sendiri, dan dia memiliki hak yang sama seperti yang lainnya. Dan dia harus yakin dengan kemampuan yang dimilikinya. Akhirnya Tara mendaftar Gates Cambridge Scholarship untuk pascasarjananya dan berhasil lolos. Tara pun diwisuda.
Bab Tiga : Pendidikan
Bab terakhir dalam buku ini Tara berusaha untuk membentuk dirinya yang baru. Hal itu dimulai ketika Tara mengunjungi Audrey. Tara tak sengaja bercerita dan Audrey sadar bahwa selama ini dia salah. Seharusnya dia menghentikan Shawn sejak dulu agar dia tidak melakukan hal itu pada Tara. Karena Audrey juga mengalami hal yang sama seperti dirinya. Audrey pun memberitahu ibu tentang kekerasan yang telah dilakukan Shawn kepada dirinya dan Tara. Nyonya Westover akan menjelaskan hal itu kepada suaminya.
Sejenak Tara melupakan masalah itu. Dia akan melanjutkan pendidikannya untuk mendapatkan gelar PhD di Cambridge. Tara kembali pulang ketika liburan. Shawn mengajaknya untuk pergi jalan-jalan. Mereka mengobrol seperti biasa, namun Shawn berpesan kepada Tara bahwa Audrey itu pembohong dan Shawn mungkin akan menembak kepala Audrey. Setelah kejadian itu, Tara segera memberitahu ayahnya yang Shawn katakan dan kekerasan yang dilakukannya. Saat itu ibu hanya diam dan mendengarkan. Tuan Westover tidak mempercayainya, dia merasa bahwa Tara hanya membangkitkan neraka. Shawn pun datang dan ayahnya menjelaskan semuanya. Shawn meminta maaf.
Setahun kemudian Tara menyadari bahwa ibunya telah berbohong. Ibunya tidak pernah menjelaskan masalah ini kepada Ayahnya. Ketika kembali ke Cambridge, Tara mendapatkan telepon dari Shawn dan mengatakan ancaman mungkin dia akan membunuhnya. Lalu Shawn menyuruh Tara agar menjauhinya dan keluarganya. Tara memberitahu hal ini kepada orang tuanya. Dan sama seperti sebelumnya mereka tidak percaya. Ayahnya berkata Tara pantas ditinggalkan oleh Shawn karena dia terlalu membesar-besarkan, ingatannya tidak bisa dipercaya.
Hari berlalu, Audrey mengirimkan Tara sebuah pesan. Dia mengatakan Shawn sudah disucikan dan ayah menyuruh untuk melupakan kejadian itu. Bahkan dia menyalahkan Tara karena peristiwa itu menjadi dibesar-besarkan karenanya dan Tara berbahaya. Audrey tidak menerima Tara di rumahnya. Tara telah kehilangan kakaknya dan keluarganya. Dalam kondisi seperti itu, dia mendapatkan beasiswa visiting fellowship ke Harvard. Tara menjalani kehidupannya seperti orang tak waras. Dia sering berteriak di tengah Oxford Street saat suasana gelap sambil berlari menyusuri jalan. Dia hanya menghabiskan waktu dengan menonton tv selama 24 jam, disertasinya berantakan.
Kabar itu sampai kepada Tyler. Tyler percaya pada Tara, bukan pada keluarganya. Setelah Audrey mengkhianatinya, dia tak mengharapkan apapun dari Tyler. Tyler pergi menemui ayah. Ayah marah dan tidak ingin mengungkitnya, Tyler harus memilih bersama keluarganya atau Tara. Tyler pun memilih adiknya. Tara kembali fokus melanjutkan penelitiannya dan lulus. Dia akan membangun kehidupannya yang baru. Dia akan menulis sejarahnya. Tara menyebut pembentukan pada dirinya adalah pendidikan.
Kelebihan Buku Educated
Educated merupakan buku yang sangat inspiratif. Tara memberikan semangat yang luar biasa kepada para pembaca dalam menghadapi setiap tantangan yang ada. Baik itu dalam kehidupan keluarganya maupun pendidikannya. Buku ini juga disertai catatan kaki yang rinci sebagai penjelasan setiap kejadian. Sehingga kisah yang ditulis sangat dipercaya berdasarkan kenyataannya dan berurutan. Penggunaan bahasa juga mudah dipahami.
Kekurangan Buku Educated
Sejatinya buku ini tidak memiliki kekurangan. Semua unsur cerita dipadu padankan dengan sempurna. Mungkin pembaca tidak akan dapat langsung terinspirasi dengan sang penulis di bab pertama, karena buku ini adalah sebuah memoar. Pembaca harus membaca kisah sang penulis seluruhnya. Buku ini pun tidak disertai dengan kata-kata mutiara tersendiri. Namun kalian dapat banyak mendapatkan sentuhan dari kehidupan dan pengalaman yang dialami penulis.
Penutup Buku Educated
Melalui buku ini, pembaca akan lebih memahami lebih dalam apa makna pendidikan yang sebenarnya. Kita semua memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Jangan pernah merasa tak pantas dan takut. Begitu pun ketika jatuh, jangan merasa tak berdaya. Mungkin itu adalah jalannya untuk mencapai keberhasilan. Pilihan selalu ada di tangan kita. Hadapi atau hindari. Karena perjuangan kita akan sepadan dengan hasilnya. Dengan demikian kita bisa menciptakan sejarah kita.
Stay healthy and happy! Makasih udah baca✨
Komentar
Posting Komentar